Langsung ke konten utama

Pesona Talaga Kahuripan Istana Kepresidenan Cipanas

 

Foto : kreatoria

Saat berjalan-jalan di Istana Kepresidenan Cipanas Rabu 26 Februari 2025 bersama ClicKompasiana & Kreatoria, salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Talaga Kahuripan. Talaga pastinya sangat berbeda dengan Talaga-talaga lainnya yang pernah saya lihat sebelumnya.  Pastinya saya sangat kagun saat melihat Talaga Kahuripan ini.

 

Telaga atau Talaga?

Saya sempat agak bingung. Seingat saya, orang sering menyebut kolam alami itu dengan sebutan telaga, termasuk saya pun menggunakan kata telaga saat menulis cerita anak. Jadi yang benar telaga atau Talaga, ya?

Saya pun segera mencari tahu. Ternyata telaga dan Talaga mempunyai arti yang sama yaitu kolam alami.  Hanya perbedaannya dalam penggunaan dan ejaan saja.

Talaga lebih umum digunakan dalam Bahasa sunda dan beberapa dialek lokal di Jawa Barat. Sedangkan Telaga, lebih umum digunakan dalam Bahasa Indonesia baku dan lebih banyak digunakan dalam konteks formal atau tulisan.

Jadi sudah benar ya, penggunaan nama Talaga Kahuripan di istana Kepersidenan Cipanas. Ini karena letak Istana Kepresidenan Cipanas sudah masuk wilayah Cianjur Jawa Barat yang memang menggunakan Bahasa sunda.

 

Asal Mula Kehadiran Talaga di Istana Kepresidenan Cipanas?

Setelah mengetahui soal perbedaan telaga dan telaga, pikiran saya lalu bertanya-tanya, kenapa di Istana kepresidenan Cipanas bisa ada Talaga, ya? Apa dulunya memang  ada sebuah kolam atau mata air?

Foto : Bambang Irwanto

Alhamdulillah saya tidak perlu lama berpikir, karena Pak Heru segera menjelaskan. Jadi ternyata, Talaga yang ada di istana Kepresidenan Cipanas ini berasal dari sebuah cekungan yang biasa disebut embung. Nah kalau hujan turun, maka cekungan itu akan menampung air yan nantinya digunaan untuk kebutuhan di luar area istana. Misalnya untuk menyiram tanaman. Pak Heru pun sempat menunjukkan letak embung yang posisinya berada sedikit di bawah. Namun pastinya, embung kecil ini hanya bisa menampung air sedikit, sehingga dibuatlah kolam yang lebih besar.

Beruntung sekali sudah ada papan foto informasi seputar Talaga. Dijelaskan dengan detail, bagaimana kondisi embung sebelum tahun 2017. Kemudian dilakukan revitalisasi embung di tahun 2017 juga, sampai akhirnya Pembangunan landscape embung di tahun 2018. Setelah itu dilanjutkann Pembangunan subdrain dan drainase di tahun 2021.

 

Pesona Talaga karuhipan Keprasidenan Cipanas

Saat melihat langsung Talaga Kahuripan secara langsung dan dekat, saya langsung berdecak kagum. Ini keren sekali. Dengan waktu berjarak dari tahun 2017 sampai tahun 2021, perubahannya sangat cepat. Talaga Kahuripan yang dari awalnya hanya sebuah embung, kini sudah menjelma menjadi Talaga yang megah dengan berbagai fasilitasnya. Mulai Aphitheater gazebo, taman Berundak, termasuk area parkir yang luas.

Makanya saya sangat bersemangat, saat Pak Heru mengajak kami untuk melihat lebih dekat Talaga Kahuripan. Saya pun mempercepat langkahnya saya agar segera sampai di sana.

Foto : Bambang Irwanto


Namun saya Kembali berpikir, kenapa Kenapa ya, namanya Talaga Kahuripan? Ehm, pikiran saya langsung melayang pada nama sebuah Kerajaan Hindu-Budha di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019 Masehi. Pikiran saya juga sempat menerawang jauh pada nama kereta api Kahuripan yang melayani relasi Kiaraconcong-Blitar yang belum pernah saya naiki.

Ternyata Kahuripan memang Bahasa sunda yang berarti kehidupan atau penghidupan. Kahuripan berasal dari Kata “hurip” yang berarti hidup, seger, sehat atau kesejahteraan lahir batin. Ya, Talaga memang berisi air yang menjadi sumber penghidupan bagi semua makhluk hidup.

Foto : Kreatoria


Saya pun segera tersadar dari pemikiran panjang, lalu buru-buru memperpercepat Langkah menyusul teman-teman agar tidak ketinggalan jauh.

Selepas menuruni anak-anak tangga, kami sampai di depan Talaga Kahuripan. Area ini sangat luas dan mungkin sering diadakan acara juga, karena ada tempat duduk hadirin, sedangkan panggung berada di Tengah.

 Setelah itu, Pak Heru mengajak kami naik ke atas. Ada 2 jalan menuju ke atas sisi kanan dan sisi kiri. Mau lewat mana bisa, karena tetap titik temu si atas.

Sampai di atas. Saya lagi-lagi dibuat kagum. Ternyata Talaga Kahuripan ini dibuat seperti area stadion. Jadi di sebagian besar keliling kolam bisa dijadikan duduk. Tapi tentu saja kami tidak diizinkan. Mungkin kalau ada acara kenegaraan baru akan di gunakan. Semakin memanjakan mata dengan adanya bunga warna-warni di sekeliling Talaga. Termasuk adanya jembatan yang menyerupai Lorong.

Foto : Pak Bugi

Yang tidak kalah penting, dari atas sini, kami bisa melihat pemandangan sekitar istana kepresidenan Cipanas yang indah. Ingin rasanya berlama-lama di Talaga Kahuripan, namun kami harus bergegas menyusuri tempat lain di lingkungan istana kepresidenan.

Terima kasih Talaga Kahuripan dengan pesona yang diberikan. Semoga saya bisa menyambangi Talaga Kahuripan di Istana Kepresidenan Cipanas ini di lain waktu. Aamin.

Komentar

  1. Wah. Saya aja yang punya rumah sekitar 300meter dari Istana Kepresidenan Cipanas aja belum sampai ke Talaga Kahuripan ini Mas. Astaga. Padahal saya pernah meliput, memotret, dan menuliskan tentang istana ini. Waktu itu ditemani oleh kepala rumah tangga khusus Istana Cipanas.

    Tapi yang pasti yang namanya tempat khusus dan istimewa tentunya dirawat dan ditata dengan (sangat) baik ya. Saya bahkan berdecak kagum dengan bagian dalam istana yang ada lukisan 3D nya. Sempat juga melihat taman kaktus yang dulu digagas oleh alm. Ibu Ani SBY. Cakep banget.

    BalasHapus
  2. Kalau soal perkara nama, mau Talaga atau Telaga memang terserah daerahnya mas. Tapi kalau sudah kembali ke penggunaannya sebagai sebuah kata benda, maka yang betul tetap sebut "telaga" saja.

    Ternyata kata "kahuripan" belum terlalu dikenal luas ya. Di bahasa Jawa hampir sama, "urip", salah satu kata yang mirip-mirip di antara keduanya.

    BalasHapus
  3. jembatannya keren ya? Jadi pingin popotoan di sana juga
    Eniwei baswei, tanah Pasundan ini emang istimewa
    Banyak lahan dikeruk dan enggak diterusin, eh jadi danau/talaga seperti di atas
    Belum lagi mata air yang enggak terdata

    BalasHapus
  4. Berharap bisa datang lagi pas ada acara ya, Pak. Jadi bisa sekalian duduk di tribun yang mirip stadion itu. Hehehe....

    BalasHapus
  5. Sumber kata² bahasa Indonesia ini salah satunya dari serapan bahasa daerah ya Pak, seperti kata Talaga ini.
    Apik perjalanannya ke istana Cipanas ini, karena jadi dapat wawasan bermakna

    BalasHapus
  6. Kayaknya, saya pernah ke Istana Cipanas saat masih SMP. Study tour sama sekolah. Kalau oengunjung umum boleh gak sih datang ke sana? Kayaknya menarik jalan-jalan bersama keluarga

    BalasHapus
  7. Seneng banget bisa bareng teman-teman pergi ke Talaga Kahuripan Istana Kepresidenan Cipanas, duh saya jadi pengen ke sana Pak Bams. Selain bisa lihat pemandangan, kita juga bisa tahu sejarah talaga tersebut berdiri ya pak (Maria Tanjung Sari)

    BalasHapus
  8. Senangnya mas Bams bisa jalan jalan bareng kawan-kawan Kreatoria
    Menikmati keindahan Telaga Istana Kepresidenan di Cipanas
    Viewnya cakep banget

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...