Langsung ke konten utama

Taman Kota Jenderal HM Sarbini Kebumen

Siapa yang pernah ke kabupaten Kebumen? Atau mungkin pernah melewatinya saat hendak menuju Kutoarjo, Purworejo atau Yogya. Nah, di jalan Ahmad Yani ada taman kota, namanya taman kota Jenderal HM Sarbini. Letaknya persis di depan jalan raya.

Pintu Gerbang Taman Kota HM Sarbini (kolpri)

Menurut wikipedia yang saya kutip, M. Sarbini adalah seorang Jenderal Purnawirawan yang dilahirkan 29 Mei 1914 di Kota Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah. Beliau banyak mengabdi selama masa perjuangan baik di bidang militer maupun pemerintahan Republik Indonesia.

Dalam masa perjuangan, terutama pada tanggal 20 Oktober 1945, Bapak M. Sarbini, yang pada waktu itu berpangkat Letkol, memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Kedu Tengah dan menyerang, serta mengepung tentara Sekutu dan NICA di desa Jambu, Ambarawa yang kemudian dikenal sebagai peristiwa palagan Ambarawa.

Selama masa pemerintahan Bung Karno, Mayor Jendral TNI M. Sarbini menjabat sebagai menteri pertahanan dalam kabinet Dwikora II pada tahun 1966 yang kemudian digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Soeharto. M Sarbini  meninggal di Jakarta 21 Agustus 1977 pada usia 63 tahun.

Nah, makanya, kenapa taman kota di Kebumen ini diberi nama Taman Kota Jend HM Sarbini. Ini sangat beralasan, karena beliau lahir di Karanganyar, salah satu kecamatan yang ada di Kebumen. Bukan di Karanganyar Solo, ya.

Selain namanya diabadikan di taman kota Kebumen, Nama Bapak M Sarbini juga diabadikan sebagai nama jalan. Termasuk nama jalan di kota Kebumen yang sangat dekat dengan alun-alun.

HM Sarbini (Foto. Wikipedia)
       
Bapak M. Sarbini juga banyak dikenal sebagai bapak Veteran Indonesia. Makanya nama beliau diabadikan juga sebagai nama gedung veteran atau balai Sarbini yang berada di kawasan Semanggi, Jakarta Pusat. Dan untuk mengenang jasa-jasa beliau, di Kebumen juga didirikan sekolah SMK Jenderal M. Sarbini.

Nah, kemarin saya ada keperluan di kota Kebumen. Lalu saya kok teringat taman kota itu. Memang sebelumnya, saya sudah pernah membaca tentang taman kota ini di internet. Tapi belum afdol, kalau saya belum langsung ke sana hehehe.

Makanya setelah urusan saya selesai dan masih ada waktu, saya pun meluncur menuju taman kota Jend HM Sarbini. Jadi dari tugu walet atau tugu lawet, langsung saja menuju jalan Ahmad Yani. Nanti ada pertigaan, sudah tampak jelas taman kotanya.

Taman Sarbini yang asri dan sejuk (kolpri)


Saat hendak masuk melalui gerbang utama, ternyata terkunci. Maka saya masuk dari samping, yaitu dari jalan Indrakila. Ternyata di situ juga tempat parkir kendaraan. O, iya, nama Indrakila ini juga berhubungan dengan Bapak M Sarbini. Ternyata Indrakila adalah nama sebuah desa di kebumen tempat tinggal Bapak M Sarbini dulu.

Begitu masuk, saya pun langsung memarkir motor saya. Seorang anak muda langsung menghampiri saya, sambil menyerahkan tiket parkir. Saya lirik, sudah jelas tertulis ‘parkiran 2000 ribu’. Setelah lepas helm dan jaket, saya pun masuk ke taman melalu pintu kecil. Tampak beberapa pengunjung sudah ada dalam taman. Tapi kayaknya ada yang pacaran hehehe.

Angin semilir langsung menerpa wajah tampan rupawan dan imut saya, saat saya memasuki taman kota Jend HM Sarbini ini. Suasana memang sangat sejuk, karena sangat banyak pohon-pohon besar yang rindang. Padahal sinar matahari bersinar sangat terik. Dan yang langsung menyita perhatikan saya adalah patung sebatas perut yang terletak di bagian depan taman ini.

Saya pun bergegas menghampiri patung berseragam militer itu. Benar dugaan saya, itu adalah patung Bapak M Sarbini. Tampak gagah dengan seragam militernya, dan sepertinya menyungging senyum.


                                          
       Di bawah patung, tampak tulisan ‘Jend.Purn.H.M SARBINI’, lalu di bawahnya ada ucapan Bung Karno. 'BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI PAHLAWANNYA'. Lalu di bawahnya ada tulisan ‘Penggagas : EDI BOEDIANTO (EKSPONEN 45). 



       Saat melihat ke samping, ternyata taman kota ini diresmikanhari jumat, 25 Mei 2012, oleh Bapak Buyar Winarso yang menjabat Bupati Kebumen waktu itu.
       Tidak jauh dari patung Bapak HM Sarbini, ada spot batu-batu refleksi kaki berbentuk siku. Saya pun tertarik mencoba. Tapi... saya tidak kuat berlama-lama. Batunya panas. Ya iya lah. Mana ada orang olahraga di luar ruangan pukul setengah 12 siang hahaha.

Batu-Batu Refleksi di Taman Sarbini (Kolpri)

Saya pun kembali menyusuri taman kota Jend HM Sarbini ini yang menempati lahan 7.860 m2. Ternyata taman ini dulu bekas terminal kota Kebumen yang terbengkalai sejak 2003, setelah tidak digunakan lagi.

Tampak di tengah taman ada kolam air mancur. Sayang, air mancurnya tidak berfungsi. Saat saya melongok ke kolam, ternyata ada ikannya. Tapi airnya kotor. Pas saya cermati, ada tulisan terapi ikannya. Sepertinya dulu pengunjung bisa terapi kaki di kolam ini dengan tarif 3 ribu.

Kolam Ikan dan Air Mancur (Kolpri)

Di sekitar taman, banyak disediakan tempat duduk dari semen, meja segiempat, dengan atap berbentuk payung. Pas nih, buat ngobrol bersama teman, atau sharing, bahkan menulis. Karena saya lihat, dulu disediakan colokan juga. Banyak juga bangku-bangku semen memanjang yang tersebar di sekitar taman.

Ada juga pendopo ukuran sedang. Waktu saya datang, pendopo hanya ada sepasang remaja. Pasti pendopo ini digunakan untuk menggelar acara. Bisa acara seni, adukasi, termasuk sharing menulis juga keren kayaknya hehehe.

Pendopo untuk berbagai kegiatan (Kolpri)

Taman kota Jend HM Sarbini ini juga pas untuk anak-anak. Di sudut kiri belakang, ada taman bermain anak. Ada perosotan, ayunan, lingkaran bundar dan lainnya.

Tempat Bermain Anak-anak (Kolpri)

Bahkan bisa sebagai sarana edukasi yaitu belajar lalu lintas. Makanya ada dipasang rambu-rambu, lengkap denganbeberapa patung polisi dengan posisi ‘istirahat di tempat”. Kalau saya tidak salah hitung, ada 4 patung polisi, dan 1 patung polwan.





         Taman Kota Jend HM Sarbini ini sebenarnya sangat asyik dan fasilitasnya sangat lengkap. Termasuk fasilitas kamar mandi, musala, juga kantin. Apalagi letaknya yang sangat strategis, jadi mudah diakses.

Musala (Kolpri)

Hanya sayangnya kurang terawat. Ini menurut saya, ya. Misalnya, paving banyak berlumut. Saya sempat hampir terpeleset. Rumput liar juga banyak, Permainan anak tidak terjaga, jadi sedikit berkarat. Termasuk kamar mandi yang pintunya sudah rusak dan diganjal dengan batu. Saat saya pas keluar, pintu gerbang rusak. Jadi hanya disandarkan di tembok.


Semoga taman kota Jend HM Sarbini ini segera berbenah diri kembali. Sekali lagi, sayang, kalau fasilitas umum yang keren ini, nantinya akan rusak. Padahal kabarnya, Pembangunan Taman Kota HM Sarbini kabarnya menelan biaya Rp 2,504 miliar dengan dana APBD 2011 Kebumen, lho.

Bagus juga, kalau misalnya setiap bulan digalakan kerja bakti bersama. Jadi aparat pemerintah dan warga Kebumen kerja bakti membersihkan taman kota Jend HM Sarbini. Agar taman kota Jend HM Sarbini ini terus terjaga dan terawat dan tetap menjadi salah satu ikon kabupaten Kebumen, sekaligus jadi paru-paru kota Kebumen.

Bambang Irwanto



Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Wisata Ikonik di Kebumen

Setelah sebelum saya ajak teman-teman icip-icip 4 kuliner khas daerah Kebumen Jawa Tengah, lalu lanjut menjelajah ke 4 pantai Kebumen , nah, lanjut nih, saya akan memperkenalkan 3 tempat wisata ikonik di Kebumen. Ya, 3 Wisata ini memang cuma adanya di kebumen. Makanya saya jamin tidak akan teman-teman temui di tempat lainnya. Misalnya kalau pantai atau bukit kan, mungkin di daerah lain Ada juga wisata pantai dan bukit. Jadi teman-teman wajib sekali mampir ke 3 wisata ikonik ini kebumen ini saat berkunjung ke kabupaten yang bersimbol burung wallet atau warga juga menyebutnya burung lawet. Yuk, saya kenalkan saja 3 wisata ikonik di kebumen Benteng Van Der Wijck Wisata ikonik pertama di kebumen adalah Benteng Van Der Wicjk. Benteng yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda ini ini berada di kecamatan Gombong. Benteng yang dibangun tahun 1818 atau permulaan abad ke 18. Berarti saat ini sudah berusia 207 tahun ya. Wow… Benteng Van Der Wicjk juga disebut benteng merah, ka...

Ini Dia Cara Menuju ke Kebumen

Kebumen salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen sudah berdiri sejak zaman Mataram islam, tepatnya pada tahun 1627 Masehi. Saat itu, Panjer yang merupakan cikal bakal Kebumen dijadikan sebagi pusat lumbung padi Mataram oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Ki Badranala seorang tokoh lokal berperan besar dalam membantu perjuangan Mataram melawan Belanda dengan menyediakan lumbung padi dan persediaan padi. Kebumen Letaknya yang strategis, membuat Kebumen berdekatan dengan beberapa kabupaten. Seperti Cilacap, Banyumas Banjarnegara, Purworejo bahkan dekat dengan Yogyakarta. Ini membuat warga Kebumen mudah bepergian ke berbagai daerah. Kebumen juga merupakan jalur lintas propinsi. Kalau teman-tenan dari Jakarta atau Bandung mau ke Yogyakarta atau Magelang maka akan selalu lewat Kebumen. Baik lewat jalur utara maupun jalur Selatan. Kebumen Tujuan Wisata  Salama ini,  orang kalau mau berwisata pasti patokannya Yogyakarta. Padahal bisa lho mampir juga ke Kebumen. Apalagi wis...

Menikmati Suasana Alam di Saung Kampung Sawah Parung Bogor

Senin ini, otak dan pikiran saya terasa segar sekali. Bagaimana tidak, akhir wiken, tepatnya sabtu minggu 22 & 23 Februari saya diajak Oleh Komunitas Bloggercrony untuk seru-seruan dalam rangka ulang tahun yang ke 10. Lokasinya di saung kampung sawah Parung Bogor. Dapat ilmu, nambah teman Saung Kampung Sawah. Awalnya saya tidak tahu Saung Kampung Sawah itu ada di mana. Dari alamatnya, terletak di daerah Parung Bogor. Makanya awalnya saya sedikit galau mau naik apa ke sana. Teman-teman sih banyak yang naik krl. turun di stasiun stasiun Bojong lalu nyambung lagi  namun setelah sya cek rutenya. Eh.. kok tidak terlalu jauh dari tempat tunggal saya di Depok. Dari jalan I Juanda, masuk ke jalan margonda. lanjut ke jalan Arif Rahman Hakim lanjut jalan Nusantara terus samapi masuk ke jalan Sawangan Raya. lanjut ke jalan Raya Muchtar. nah, dari sini ternyata sudah tembus ke jalan Parung raya. dari ini tinggal nanti belok ke jalan Desa Jabon. ikuti jalan. Bila ragu, segera bertanya. Insy...